Mengingat banyaknya berita mengenai polusi di Jakarta yang selalu meningkat membuat pemerintah melakukan berbagai cara guna menurunkan kadar polusi tersebut. Selain masalah polusi, isu beberapa tahun yang lalu yakni perubahan iklim global juga masih dibicarakan. Melihat kondisi masyarakat yang selalu beraktivitas, membuat perubahan iklim global ini terus terjadi. Dengan adanya permasalahan ini, pemerintah mencanangkan program untuk menekan produksi karbon sampai dengan 26%. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut yaitu menanam pohon sebanyak-banyaknya. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa setiap elemen masyarakat pasti membutuhkan sumberdaya ini. Pohon merupakan salah satu sumberdaya yang berperan penting pada kehidupan manusia, contoh sebagai pembuatan perahu, bahan bakar, memasak hingga produksi untuk beberapa perusahaan.
Dengan begitu, usaha untuk meningkatkan sumberdaya pohon sekaligus penyerap karbon ini harus ditingkatkan kembali. Memperluas lahan hijau dan memperbanyak populasi pohon di hutan adalah salah satu cara yang baik untuk menanggulangi permasalahan ini. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap tanaman pasti akan mneyerap karbondioksida. Tetapi, setiap tanaman pula memiliki kadar penyerapan karbondioksida yang berbeda-beda. Hingga saat ini, berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan pada 2007-2008 oleh Endes N Dahlan, penelitian tersebut menayatakan bahwa pohon trembesi merupakan pohon dengan penyerapan karbondioksida terbesar dengan nilai 28.488,39 kilogram. Di Indonesia, pohon trembesi biasanya ditemukan di pinggir jalan besar sebagai pohon peneduh.
Mutu klorofil pada tanamanlah yang memengaruhi tanaman tersebut untuk menyerap karbondioksida lebih banyak. Mutu klorofil ini ditentukan dengan melihat jumlah magnesium yang menjadi inti klorofil yang mana dengan besarnya angka jumlah magnesium maka semakin berwarna hijau pula tanaman tersebut. Umur daun dan luasan daun juga memengaruhi sebuah pohon untuk menyerap karbondioksida lebih banyak. Lalu, pohon-pohon yang berbunga juga termasuk pohon yang memiliki tingkat klorofil yang tinggi dan tentunya mampu menyerap karbondioksida dengan baik. Salah satu contoh nya adalah pohon mangga dengan penyerapan karbondioksida hingga445 kilogram per tahunnya. Disamping semua itu, kondisi sinar matahari dan air juga ikut memengaruhi tingakt pertumbuhan atau mutu klorofil pada pohon.
Selanjutnya, setelah pohon trembesi, pohon cassia menduduki peringkat kedua pohon dengan penyerap karbondioksida terbanyak. Pohon ini mampu menyerap 5.295,47 kilogram karbondioksida. Usaha menanam pohon di atas bisa dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim global dan meningkatnya polusi udara pada bumi.